Rabu, 03 Juni 2015

Selamat Malam Khayalan-Khayalan Semu, Bayang-Bayang Kelabu, dan Janji-Janji Palsu

Sekelebat bayangan tak bernyawa terus saja mondar-mandir di benak yg mulai kehilangan jejak jalanan setapaknya. Aroma itu, nafas yg memburu, suara itu, rayuan-rayuan dan kalimat penenang untukku. Arghhh! Lagi-lagi keinget kepikiran. Aku butuh kesibukan plis! Aku berasa dibunuh pelan-pelan ketika teringat kenangan kelam kemarin. Tiap kali aku sendiri gaada kerjaan yg terlintas hanya itu-itu saja. Aku sudah bersusah payah memberontak, tapi hati ini terus meronta. Bukan lagi rasa sesal yg amat sangat mendalam yg terasa, amarah serta dendam mendalam kadang tak mau pindah. Bodo! Ya, aku memang bodoh. Kalian berhak mengolokku. Aku memang belom bisa konsisten dg ucapanku. Aku terlalu polos karena menuruti suara hati yg kadang terlalu berambisi. Logikaku dibutakan oleh hausnya kasih sayang yg semu. Aku begitu mudah terjerat, jatuh dan percaya. Membuatku terperosok ke dalam lubang yg nun jauh disana. Beruntungnya aku masih bisa meraih tebing-tebing terjal untuk naik ke permukaan. Meski lengan dan lutut ini bersimbah darah. Air mata yg tiada terhitung berapa tetes per malamnya. Aku salah dan aku kalah. Mereka tak perlu merasa iba ataupun berasalah karena membantu menunjukkanku arah (yg salah). Akupun tidak terlalu menggubris kompas otakku sendiri untuk memberi petuah. Aku main iya aja dg sugesti mereka. Aku lelah jadi saksi mata kebodohanku sendiri. Aku hanya ingin lupa. Udah itu aja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan melayangkan opini-opini Anda dan berbagi bersama