Sabtu, 03 Desember 2016

Catatan Akhir Tahun

Kadang akhir bukan segalanya. Yang telah berakhir belum tentu menjadi akhir dari sebuah cerita. Bisa jadi yang telah berakhir adalah awal untuk memulai yang baru. Seperti kita yang pernah berakhir dan mencoba memulai dengan yang baru. Tapi ternyata yang pernah berakhir belum tentu benar-benar berakhir. Kadang kita sedang diuji, apakah kita pantas menjadi yang terakhir?

*******************************************************************************
Sampai lagi kita di penghujung tahun. Tahun yang menyenangkan. Hampir setiap masalah yang datang berhasil kita terjang. Kekhawatiran, keraguan, ketakutan tahun ini sirna. Hingga jarang sekali kita bertengkar hanya karena masalah yang nyasar. Aku merasa sangat tenang dan nyaman menjalani semuanya denganmu tahun ini.

Perdebatan hanya karena susah mengajak anak rumahan ini keluar juga semakin jarang terjadi. Kamu mengalah. Ngapelin aku ke rumah sambil ndusel-ndusel manja udah cukup lah yaa ngilangin rindu di dada.

Koreksi untuk tahun ini ? Apa yaaaa..
Anak mama yang hobinya suka merintah taun ini kerja juga. Ntah kenapa aku begitu bahagia mendengar keluhannya di setiap pulang kerja. Hahaha. Bukan aku bahagia diatas penderitaanmu. This is the real life, darling. Anak mama yang terbiasa hidup manja dan serba ada  ternyata jika sudah memiliki tanggung jawab sangat jauh berbeda. Mulai dari ngapel ke rumah cuma buat numpang tidur doang karena abis shift malem. Sampe nyiapin makan siang buat dia yang abis pulang shift pagi. Bulir-bulir peluh yang kau bawa juga ke rumah, membuatku percaya kamu bisa membawa amanah. Ntah kenapa aku begitu bahagia melihatnya bercerita tentang rekeningnya yang ditunggu tiap bulan menggendut. Membelikan orangtua dengan hasil jerih payahnya. Hingga dia tersadar jika hidup tidak pernah mudah tapi pasti memberikan akhir yang indah. Ntah kenapa aku begitu antusias memberimu semangat tiap kali kamu berangkat kerja. Menungguimu memberi kabar jika sampai di rumah. Semoga setelah ini semua itu bisa kulakukan tanpa melalui media. :)

Maaf untuk setiap rasa sensitifku yang manja. Sudah tidak terhitung berapa kali kamu menungguiku tanpa lelah. Hanya manyun-manyun saja. Hahaha. Aku menyukainya. Caramu bersabar. Aku lihat itu perjuanganmu melawan sifat egoismu. Sesederhana itu kamu membuatku begitu bahagia. Maaf aku masih belum bisa menjadi wanita yang serba bisa. Membaur dan mengungkapkan banyak cerita ketika kumpul keluarga. Aku belum cukup bisa membuat mereka rindu akan kehadiranku disana.

Terima kasih telah sabar menghadapiku.
Terima kasih telah menuruti inginku.
Terima kasih telah menjadi tempat berhiburku.
Terima kasih telah bersedia hadir kembali menyemangatiku.
Terima kasih telah menjadi tempat berteduh dalam tiap kerinduanku.
Aku menyayangimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan melayangkan opini-opini Anda dan berbagi bersama