Senin, 08 Mei 2017

Target [EKSPEKTASI]

Selamat datang Mei. Sudah lama kutunggu kehadiranmu. Begitu singkat rasanya waktu berlalu.

Catatan ini kubuat sebagai catatan terakhirku tentangmu, tentang kita, perjalanan kita.
Catatan ini ada karena aku telah memutuskan untuk menyerah dan berhenti berharap.
Catatan ini kutulis untuk bukti bahwa aku tidak pernah berhenti berjuang.
Catatan ini sebagai batas dari setiap kesabaran yang aku tabung selama ini.
Catatan ini menjadi pengingat seumur hidupku bahwa jika aku benar-benar pernah tulus menaruh separuh dari sebagian besar waktu di hidupku untukmu.
Catatan ini hadir sebagai mediaku untuk melampiaskan segala emosi yang telah lama bergejolak sekaligus sebagai catatan permintaan maaf dan pamitku kepadamu, rumahku.





Sudah sejak setaun lalu aku berangan-angan tentang hari ini. Hari dimana 22th lalu aku dilahirkan di dunia.
Hari ini, aku memutuskanmu. Hari ini, aku bukan lagi kekasihmu. Hari ini, aku menyerah. Mulai hari ini, aku tidak lagi memanggilmu sayang. Tidak ada lagi kalimat dini hari darimu yang akan membangunkan seperempat malamku. Tidak akan ada lagi yang melarangku pergi ketika cuaca sedang buruk. Tidak akan ada lagi yang mencemburuiku ketika sedang asik bermain henfon. Tidak akan ada lagi yang menelponku karena kangen. Tidak akan ada lagi yang marah ketika aku mengabaikan kesehatanku. Tidak akan ada lagi yang mengusap kepalaku, merangkul manjaku, mencium keningku dengan hangat ketika aku sedang manyun. Tidak akan ada lagi kudapati lelaki egois, bossy, dan manja sepertimu di samping meja makanku. Tidak akan ada lagi seorang pemarah tapi sangat sabar menungguku berjam-jam. Tidak akan ada lagi sosok kakak yang melindungiku ketika sedang berada di tengah-tengah dunia yang berliku. Tidak akan ada lagi pengingat terbaik tiap moment dalam hidupku. Tidak akan ada lagi... kamu di hidupku.

Aku hanya percaya bahwa Tuhan telah menulis skenario terlebih dahulu sebelum memilih kita sebagai pemerannya. Aku tau usaha kita tidak sedikit. Aku paham banyak hal tentangmu. Aku yakin suatu hari nanti aku ato kamu akan bertemu yang lebih dari aku dan kamu. Aku lelah dengan segala tuduhan yang dilempar tepat di hatiku. Aku mengalah.

Aku tidak seindah seperti di mata laki-laki yang berada di bawah kolom komentar pada tiap foto yang aku bagikan. Aku punya banyak sekali kekurangan. Aku jauh dari kata sempurna. Aku akui betapa beruntungnya aku memilikimu yang selalu melengkapi. Aku sayang kamu.
Bukan karena pertengkaran yang membuatku menyerah. Bukan karena sifat egoismu yang membuatku jera. Bukan karena keberanianmu yang sirna seketika ketika orangtuaku memintamu segera memintaku. Bukan karena status sosialmu yang membuatku candu. Bukan karena aku tidak sabar menunggumu. Bukan karena aku terburu-buru.

Aku telah memberimu waktu untuk mewujudkan perintah orangtuaku. Ini semua telah masuk dalam list target dalam hidupku. Hari ini, di usia ini, jika kamu tidak kunjung memberiku jawaban, aku telah berjanji akan melepasmu. Bukan aku tidak lagi menyayangimu. Aku lelah dengan semua yang terus memenuhi isi kepalaku. Menekanku, menekanmu, menekan kita, membuat hubungan ini tidak lagi nyaman. Membuatku kepikiran. Membuatku stres. Membuat penyakitku kambuh.
Ntah tak bisa kubayangkan aku akan menerima orang baru yg singgah dan segera menyandingku di pelaminan. Ntah akan berapa banyak literan air mata penyesalan yg tumpah selepas aku tidur bersama orang itu. Ntah bagaimana kesalnya aku tiap pagi membuka mata dan bukan lagi dirimu yg pertama kali kulihat disampingku. Ntah begitu menyebalkan hidupku harus mengabdikan sisa hidupku untuk orang yg tidak pernah memiliki tempat paling istimewa di hatiku. Ntah betapa tambah tertekannya aku harus hidup dg orang yg tidak pernah aku cintai sebelumnya sedalam aku mencintaimu. Ntah kalimat dari siapa yg dapat meyakinkanku lagi agar aku dapat merasakan indahnya dunia ini. Ntah cukupkah kehadiran anak-anak diantara kami untuk membuatku bertahan dalam keluarga yg aku jalani setengah hati ini. Ntah seperti apa rasanya hatiku melihatmu berada di pelukan wanita lain, melihatmu tertawa bahagia karenanya, melihatmu menjadi ayah, melihatmu menjadi pimpinan paling siaga untuk mereka.

Mudah sekali untukmu melupakan semuanya. Aku yakin itu. Aku tau kamu tak akan lama merasakan sakit setelah kepergianku. Aku tau kamu begitu mudah membuat mereka menyukaimu seperti yg kamu lakukan kepadaku. Aku pastikan wanitamu adalah wanita yang paling bahagia di dunia ini. Aku selalu berharap kamu mendapatkan org yg lebih baik, dipertemukan dg yg terbaik. Aku terus berdo'a untukmu dan keluargamu. Karena hanya itu yg bisa aku lakukan setelah kita berpisah.
Jika masih bisa aku meminta, aku ingin waktu berhenti ketika aku berada dalam pelukanmu. Hangat, nyaman, dan sangat menenangkan. Seolah aku tidak lagi butuh obat untuk meredakan rasa sakit di sekujur tubuh yg sering menyerangku tiap bulan. Jujur aku sangat takut hari-hari sebelum hari ini hingga aku benar-benar kehilanganmu, lagi, dan selamanya.

Sampaikan salamku kepada keluargamu, terima kasih sudah pernah menerimaku di tengah-tengah mereka. Meskipun aku tau aku ga sebaik dan seasik yg mereka kira. Maaf aku hanya datang sebagai tamu, tidak bisa membantu dan bisa diandalkan tiap waktu.
Terima kasih atas segala waktumu selama ini. Kasih sayangmu padaku. Aku gaakan pernah lupain kamu. Sampai kapanpun itu. Kamu akan tetap hidup di relung hatiku. Gaakan ada yg bisa menggantikan posisimu. Maaf untuk sikap dan kalimat khususnya dari orangtuaku yg sering menyinggung dan menyakitimu.
Aku menyayangimu.

Jangan bersedih sayangku. Apalah arti aku ini. Aku hanya gadis biasa yang sangat jauh dari kata sempurna. Cepatlah bangkit seperti dulu. Carilah wanita yang membuatmu berhenti melakukan aktifitas ketika dia sedang membutuhkammu. Terlalu bodoh jika kamu hanya memperjuangkan aku yang tidak pernah berpengaruh dalam hidupmu.
Mari berteman. Seperti katamu dulu. Anggap saja aku adik yang sangat manja ketika bersamamu. Anggap saja aku adik yang sering merepotkanmu dengan rengekanku. Tapi memiliki rasa sayang yang luas. Tegur aku ketika aku mulai berdiam. Tersenyumlah tiap menatapku dimanapun nanti kita bertemu. Jangan pernah tunjukkan kamu sedang terluka. Aku bangga memiliki kakak sepertimu. Aku bahagia sempat merasakan kasih sayang darimu.
Maaf aku hanya menghabiskan waktumu hanya untuk membalas ribuan chat basi dariku. Maaf aku tidak pernah menjadi seperti apa yang kamu mau. Maaf aku terlalu sering mengecewakanmu dg sikapku. Maaf aku tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu. Maaf aku hanya merepotkanmu. Maafkan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan melayangkan opini-opini Anda dan berbagi bersama