Rabu, 08 November 2017

TWICE TWIST

Hello, eighth of November? Nice to see you again. No, now Im meeting you alone. Dont ask why because I also didnt know. Masih teringat jelas taun kemarin ada do'a yg dipanjatkan hari ini. Berdua. Masih terasa jelas genggaman hangat yang selalu menguatkan di setiap masalah datang menghampiri. Masih terasa sangat hangat setiap pelukan yang menenangkan setelahnya.

Whats your wishlist in this day? Simple. I just wanna sincere every moment in my life. I dont wanna revenge every anger. I wish you werent here. More.


Hari ini (harusnya) tepat 3th sudah kita berjuang.
Hari ini (harusnya) tepat 3th sudah kita saling melunakkan ego masing-masing.
Hari ini (harusnya) tepat 3th sudah kita lalui jalanan terjal yang luas terhampar sejauh mata memandang.
Hari ini tepat 3th dan kita memilih menyudahi semuanya. Egoku yang tidak bisa lagi kamu maklumi. Kesabaranmu yang terkikis habis. Ditambah lagi pengaruh dari luar yang merebut perhatianmu seketika.

Aku berusaha menerima semuanya lagi seperti sebelum kita kembali. Aku hargai semua keputusanmu. Aku mengalah. Aku mundur.
Kukira sudah cukup lama kita bersama.
Kukira sudah cukup dalam aku mengenalmu.
Kukira sudah cukup sabar aku memahamimu.
Kukira sudah cukup jauh perjalanan yang kita lalui selama ini.
Kukira sudah cukup banyak perjuanganku selama ini.
Kukira sudah cukup rasanya aku bertahan mendampingimu.

Kamu lebih percaya pada orang lain. Kamu lebih mendengar omongan orang lain. Kamu lebih terbawa hasutan orang lain. Kamu lebih nyaman bersama orang lain. Kamu lebih suka menghabiskan waktu dengan orang lain. Kamu lebih bangga memiliki orang lain. Kamu lebih bahagia memilih orang lain.

Bukan orang lain, tapi sahabatmu sendiri.

Tentu aksesnya masuk lebih mudah karena dia lebih dulu mengenalmu, teman-temanmu, dan keluarga besarmu. Dan kaupun dengan senang hati mempersilahkan dia tinggal. Alasannya membenciku tidak lain karena ingin merebutmu dariku. Akupun dengan tangan terbuka menyerahkanmu padanya. Karena kamu sendiri yang ingin terlepas. Aku tidak akan pernah menahanmu karena semuanya juga pasti akan membelanya. Begitu juga kamu. Aku hanya orang asing yang hampir 3th ini singgah. Kehadiranku tidak pernah dianggap di mata mereka. Sekeras apapun aku berusaha, sebagus apapun aku tampil, sebaik apapun aku bersikap, mereka tetap tidak bisa menerimaku. Karena mereka memang tidak menginginkanku. Kamupun juga tidak pernah cukup berani membantuku untuk membuat mereka sadar keberadaanku disana. Cukup kali ini ketika kamu memutuskan untuk pergi (lagi), jangan pernah mencoba kembali atau hanya sekedar mengabari. Aku tidak menyimpan dendam di hati. Aku hanya berusaha berdamai dengan diriku sendiri. Aku berusaha ikhlas dan membiarkanmu kembali bebas. Sepertinya kamu memang tidak pantas untuk aku jadikan prioritas teratas. Aku tidak pernah menyesal atas apa yang sudah terucap, aku patut bersyukur waktu tidak mengulurmu terlalu lama untuk segera mengucap. Perpisahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan melayangkan opini-opini Anda dan berbagi bersama