Satu persatu status di sosial media diperbarui tiap waktu. Sadar ga, mereka adalah sahabat terdekat bahkan paling dekat dibanding orang terdekat. Eluh, peluh, mengeluh hanya itu-itu saja kan yg memenuhi setiap timeline news di tiap akun.
Udah 2 pekan berjalan aku stay di asrama ini. Untaian kata demi kata mulai terajut menjadi benang-benang halus yg menjadi lembaran demi lembaran cerita baru di seperempat kehidupan ini. No complain on work. But..... :)
Yg udah lama kenal aku pasti paham bgt sama kelemahanku dari dulu. I'm not an expert accounting. I almost always get wrong value when calculated. I don't know why. Am I stupid or careless ? I hate mathematics, btw. I just feel dazzing when meet some number which plus minus one and another. Arrggh! It just so boring, I think. I work on it, manually. -_-
Inget ga pasal-pasal untuk kakak-kakak senior waktu MOS dulu ? Yuk! Diucapin bareng-bareng!
1. Senior selalu benar
2. Jika senior salah, kembali ke pasal 1
I'm a junior, right. Ngerasain gimana itu disuruh-suruh dan disalah-salahin. Karena apapun yg dilakukan senior adalah ?? YAK, BENAR! Meskipun kita tau mereka pun terdiri dari komposisi yg sama dg kita. Mereka pun dulu jg pernah ada di posisi kita. Apa-apaan ? Ajang balas dendam ? Perhaps. Ups!
Akupun juga pernah berada di posisi senior yg belagak sok paling tau apapun, rule, problem sampe teknik jitu solve. Meskipun kita pernah salah, tetap aja kita bersikap sok tegar di depan para junior kita. Iya ga sih ? Tuh, gausah senyam-senyum gitu kalo pernah ngelakuin kebiadaban kaya aku. Gaenak emang jadi orang yg baru. Yg datang di lingkungan yg baru, mengenal, belajar, memahami hal baru bersama orang-orang yg baru. Mereka pun yg sudah lebih dulu pun juga pasti kikuk menghadapi penghuni baru dan menyesuaikan lagi dengan karakter yg baru. Ga mudah tapi memang begitu semestinya. Hidup berdampingan bersama-sama. Karena kadang kita lebih baik memilih diam sendiri, bukan karena kita tidak mau berbagi atau menyelami sikap dan sifat yg tersaji. Tapi karena kita lelah berusaha mengenal dan menyelaraskan lagi. Ketika kita sudah bisa merasa menemukan lawan yg tepat, kita telah mencurahkan sebagian dari waktu yg padat, tanpa terbebani kalimat-kalimat yg berat, mengungkapkan isi hati dan pikiran dg cepat, kemudian tiba-tiba orang itu ngadat, tersendat, kemudian tersesat. Kemana kita akan mencarinya ? Mengikuti saja jalanan curam yg ada atau berbalik arah mencari jalanan setapak ? Melanjutkan perjalanan melalui jalan setapak yg indah dg kaki yg tertatih sendiri masih lebih baik daripada melalui jalan yg berbatu tajam bersama orang yg menemani kita diatas kuda. Dia terlihat gagah di setiap kesempatan diatas kaki-kaki kita yg mulai mengelupas. Untuk apa kita membahagiakan orang lain tetapi kita sendiri menderita ? Enak di dia dong. Mending bahagia aja dinikmatin meskipun sendiri. Tuhan tidak pernah menukar apalagi tertukar tiap kadar paket komplit kebahagiaan dan kesedihan seseorang. Dia tidak perlu di tracking untuk tiap resinya. Percaya saja, akan kuasaNya. Semua itu nyata dan ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan melayangkan opini-opini Anda dan berbagi bersama