Senin, 08 Mei 2017

Target [REALITA]

Selamat datang Mei. Sudah lama kutunggu kehadiranmu. Begitu singkat rasanya waktu berlalu.


Oh oh!
I don’t know about you
But I’m feeling 22
Everything will be alright if
You keep me next to you
You don’t know about me
But I’ll bet you want to
Everything will be alright if
We just keep dancing like we’re
22
22




Tidak terasa 22 tahun sudah aku hidup di dunia ini.
Tidak terasa 22 tahun sudah aku hidup masih "menumpang" bersama kedua orangtuaku.
Tidak terasa 22 tahun dan aku masih menjadi pacarmu. (Bukan kode)

Telah ku tulis sebelumnya permintaan dan do'a-do'a harapanku sebelum hari ini datang. Aku ingin mendapatkan cincin tunangan tahun ini. Terlalu ambisius ya? Oke skip.

Aku ingin boneka beruang segede orang buat nemenin aku tidur di kamar kalo lagi insomnia ato lagi badmood karena semua orang gaada yg dengerin aku.


Hahaha


What's birthday party celebration? What's surprise? Special day? Or Sweet gift?
Selain teman-teman di FB yg dikasih tau aplikasinya Mark Zukherberg perihal ultahku lewat notif pribadi tiap user. Gaada yg ingat atau bahkan ngucapin. Sempet inget bgt dulu pas masih zaman sekolah sering bgt ngelingkarin kalender pas tgl 8 Mei cuman buat nandain kalo usiaku bertambah.
Iya. Kulingkari sendiri.

(((SENDIRI)))


Miris sekali


Tapi taun ini mungkin sedikit berbeda ya dg taun-taun sebelumnya. Ada adik-adikku yang ngasih kejutan kecil dengan sebuah lilin diatas asbak. Sederhana. Tapi aku bersyukur ternyata ada org terdekat yang masih peduli di dunia nyata ini.
Tidak pernah kaget tidak ada ucapan selamat ulang tahun di jam tengah malam. Aku biasa saja. Nothing special in my day.

Pulang kerja buka pintu tiba-tiba si abang udah nongol di ruang tamu bawa donat sama lilin-lilin kecil. Aku sempet kaget sih. Soalnya sebelumnya si Ayah udah bocorin rencana si abang mau ngasih kejutan ke rumah. Yaaah.. ga seru sih. Tapi ini si abang gatau kalo rencananya bocor, sssstt.. tapi aku beneran kaget kok pas dia udah di ruang tamu.
Kupanjatkan do'a kemudian meniup lilin-lilin kecil diatasnya.


"Kok ga pake angka sih? Gatau yaaa."


Aku selalu salah dalam tiap hal yg berhubungan dg menebak tentang abang. Bayangin ajadeh donat 6 biji dikasih lilin angka gede di tengah. Ga lucu jg sih.
Aku salah menilai tiap pertambahan usiaku adalah hal yang biasa saja.
Ada tanggung jawab dan target hidup yang makin dekat dan harus dituntaskan.
Pendidikan, karier, dan kehidupan.

Kuingat jelas resolusiku awal tahun bahwa ingin kusegera diminta tahun ini dan menikah tahun depan. Sebagai wanita setengah dewasa, resolusi ini adalah resolusi umum kebanyakan wanita di dunia ini. Pendidikan tinggi, karier oke, dan nikah sebelum umur 25th. Padahal dulu targetku menikah adalah usia 25th. Kini makin kesini aku ingin target itu dipercepat. Mungkin karena aku telah merasa menemukan orang yang pas. Aku. Ntah dia sudah merasa demikian atau tidak.

Kuingat lagi bahwa kuingin mengakhiri semuanya jika target 'mendesak' ini tak kunjung terealisasi. Kupandangi senyum seorang lelaki di depanku yang siang itu repot-repot membawakanku sekotak donat dan sepotong jaket parka. Aku bahagia ada yang masih ingat dengan momen ini. Aku tak kuasa mengakhiri semuanya. Aku menangis. Dalam hatiku memberontak. Kupalingkan muka tak ingin dia tau apa yang sebenarnya aku pendam dalam-dalam.

"Sabar ya sayang. Aku sedang berjuang untuk kita nanti."
Kalimat andalanmu sekaligus obat penenang untukku tiap kali keresahan itu datang mengganggu. Aku takut untuk kesekian kalinya aku kehilanganmu (lagi).

Tahun ini targetku meleset. Mungkin banyak orang yang menertawaiku karena leluconku terhadap rencana konyol itu.
Tahun ini aku masih hidup dan masih berjuang memantaskan diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Tahun ini aku masih bersama kekasihku. Aku masih memperjuangkannya dan bertahan menemaninya, berjuang bersama.
Aku tidak tau apakah nanti kita berakhir menikah ataukah hanya sedang menghabiskan waktu bersama dengan bercanda saja. Dunia ini terlalu asik untuk dihabiskan hanya dengan bermesraan di video call tiap malam, berbalas "i love you" tiap waktu, menabung rindu diam-diam, dan hanya memikirkan apakah dia benar jodohku. Ada yang lebih penting kita buru dibanding sebuah liburan bersama yang seru, yaitu ketetapan hati untuk hidup bersama dengan ribuan do'a restu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan melayangkan opini-opini Anda dan berbagi bersama