Senin, 21 Agustus 2017

GUGAT

Sandiwarakah selama ini.
Setelah sekian lama kita telah bersama.
Inikah akhir cerita cinta yang selalu aku banggakan di depan mereka.
Ntah dimana kusembunyikan rasa malu
.

Tepat pkl 02.00 WIB aku menangis tersedu-sedu diatas sajadah.
Aku sudah tidak kuasa menahan semua gejolak yang meletup-letup di dalam dada.
Sesekali air mata terus mengalir hingga membasahi mukenah dan sajadah.
Aku bercerita panjang lebar kepada Allah.
Aku ungkapkan semua desakan dalam hati.
Aku ucapkan harapanku dengan detail saat itu.
Aku meminta ketenangan.
Aku meminta petunjuk.

Beberapa pekan terakhir kekasihku sering update instastory menghujat seseorang. Beberapa kali aku tanyakan bahwa itu tidak ada hubungannya dengan kita. Dia dan timnya sedang ada masalah, "katanya". Sedangkan kita baik-baik saja. Meskipun demikian aku rasa ada status yang jika dibaca memang menimbulkan banyak sekali prasangka-prasangka.

Hingga dia datang ke rumah dan jelasin semuanya bahwa semua itu memang tidak berpengaruh dengan hubungan kita. Aku percaya. Sampai ketika dia menanyakan ada masalah apa antara aku dengan sahabatnya. Aku merasa tidak pernah membuat masalah atau bahkan ikut campur urusan sahabatnya itu. Tapi memang sahabatnya itu sangat dingin padaku. Aku sudah berusaha terus bersikap baik. Sempat bertemu di beberapa acara dan dia sangat acuh padaku. Padahal di awal-awal dulu jadian, dia sangat manis kepadaku. Pun ketika di depan kekasihku. Pura-pura? Entahlah.

Masalah ini kurasa sudah beres dengan aku mengalah meminta maaf padanya lebih dulu. Tapi ternyata...

Masalah tidak habis sampai disini.

Setelah melewati sikap sahabatnya yang "tidak suka" denganku yg sudah hampir 3th berpacaran dengan sahabatnya yg awalnya kupikir dia cemburu karena ada rasa pada kekasihku, masalah lain datang entah dari mana lagi asalnya.
Kupikir masalah sudah selesai dan hubungan kita benar-benar kembali membaik seperti semula. Hingga dia kembali menghujat di instastory...
Aku mengira masih ada masalah dengan timnya yg belum selesai. Tapi ternyata itu ditujukan untukku. Whats wrong?

Dia mulai membahas status-status sosial mediaku yg tidak pernah terbaca olehnya. (Kontak bbmku sebelumnya emang udah didelcon sama dia). Ada pengaruh entah dari siapa, yg membuat amarahnya tiba-tiba meledak malam itu. Kalimat-kalimatnya memojokkanku. Seolah-olah aku telah berbuat kesalahan yg fatal.

Aku memilih diam. Aku biarkan 3 hari gak ngewhatsapp dia. Nomornya pun aku mute. Aku ingin keadaan adem dulu. Hingga aku mengalah untuk memulai obrolan lagi dengannya.

Apa yg terjadi?

Amarahnya masih membara. Penjelasan dan pengakuanku ditampik dengan keras. Dia tetap membela teman yg telah merecoki pikirannya. Aku udah jelasin kalo aku gaada maksud apa-apa bikin status. Aku cuman iseng aja. Tapi ada mata-mata yg membesarkan itu semua. Dalam keadaan kalut dan amarah yg bergejolak penjelasanku sama sekali ga ngefek malam itu.
Dia memilih menyerah dan gabisa ngelanjutin hubungan kita.
Kamu kembali menggugatku.
Aku benar-benar ga habis pikir malam itu. Hanya karena masalah sepele kaya gini dia berani ngambil keputusan seperti itu.
Padahal sebelumnya kita pernah dihadapkan masalah yg lebih sulit dari ini tapi kita bisa menyelesaikannya.

Mungkin aku memang tidak sebaik yg dia kira.
Mungkin ini petunjuk atas permintaanku tengah malam itu.
Mungkin memang sudah saatnya kita terpisah.
Mungkin saja takdir kita berdua memang tidak berjodoh.
Mungkin ada rencana lain dibalik semua ini.
Mungkin ini yg terbaik untuk kita berdua.

HADAPI, JALANI, DAN JANGAN SESALI!
WHATEVER HAPPENS, LIFE MUST GO ON!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan melayangkan opini-opini Anda dan berbagi bersama